Image description
Image captions

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau mengecam aksi peludahan kitab suci Al-Qur'an yang terjadi di Norwegia. MUI Riau menilai aksi tersebut merupakan bentuk pelecehan.

"Kita itu mengecam keras itu, meludahi Al-Qur'an atau apa pun bentuknya. Jangankan lagi meludahi, dulu orang-orang tua kita di waktu kami masih kecil itu, jatuh Al-Quran itu kita angkat tiga kali, taruh kepala, di muka, di dada begitu dulu kan, begitulah kita memelihara Al-Quran," kata Sekretaris MUI Riau Zulhusni Domo kepada wartawan, Senin (31/8/2020).

Dia mengatakan ludah merupakan lambang kekotoran. Sementara Al-Qur'an merupakan kitab suci yang menjadi petunjuk bagi umat manusia.

"Ini Al-Qur'an diludahi, ludahi itu kan lambang kekotoran, lambang pelecehan itu. Itu tak ada lagi melebihi ludah. Ludah ini sikit aja, tapi meludah itu simbol pelecehan, nah sekarang yang diludahi itu bukan orang, tapi Al-Qur'an, kita suci yang diagungkan yang menjadi petunjuk bagi kita umat manusia, bukan hanya bagi umat Islam, tapi hudan lin nas bagi seluruh manusia," ujar Domo.

Domo menjelaskan, pihaknya mengecam keras tindakan meludahi Al-Quran di Norwegia tersebut. Dia mengatakan jika umat Islam menjadi mayoritas di suatu wilayah, maka umat beragama lainnya bisa hidup dengan aman.

"Kita berharap pihak yang berwenang di negara itu (Norwegia) memproses ini seadil-adilnya. Kita Islam ini kan agama rahmatan lil alamin, kalau kita mayoritas yang lain kan aman saja tuh. Namun, di tengah minoritas umat Islam, di sana itulah kerja orang itu, jadi memancing-mancing," kata Domo.

Namun, Domo mengingatkan agar umat Islam di Indonesia tak terpancing membuat balasan. "Karena yang melakukan itu bukan orang Indonesia, kita jangan terpancing lah. Tapi kita tetap mengutuk keras," tutur Domo.

Sebelumnya, dilansir media Jerman, DW, Minggu (30/8), kerusuhan di Oslo itu terjadi pada Sabtu (29/8) waktu setempat. Insiden ini mendorong pihak berwenang untuk mengakhiri acara lebih awal.

Unjuk rasa yang diorganisasi oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) tersebut berlangsung di dekat gedung parlemen. Ratusan pengunjuk rasa tampak berkumpul, menabuh genderang dan meneriakkan "Tidak ada rasis di jalanan kami," seperti dilaporkan kantor berita DPA.

Kantor berita NTB melaporkan situasi ini memuncak ketika seorang wanita anggota SIAN merobek halaman dari Al-Qur'an dan meludahinya.

Wanita yang sebelumnya telah didakwa dan dibebaskan atas dakwaan ujaran kebencian itu, mengatakan kepada para pengunjuk rasa: "Lihat, sekarang saya akan menodai Alquran."

Hampir 30 orang ditangkap. Bentrokan kemudian meletus, dengan diwarnai aksi melemparkan telur ke anggota SIAN dan mencoba melompati barikade polisi.