Image description
Image captions

Eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ikut mengomentari kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. 

Pemuka agama dari Petamburan, Tanah Abang itu menyebut, peristiwa keji yang didalangi jenderal Bintang Dua itu sama seperti peristiwa penembakan 6 laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada akhir 2020 silam. Dimana kasus ini juga diusut Ferdy Sambo dan kelompoknya. 

"Serupa cara menghilangkan buktinya, membungkam saksinya, serupa cara-cara bohongnya, serupa cara-cara yaitu merekayasa dongeng kasusnya, Subhanallah,"  kata Rizieq Shihab dalam sebuah ceramah dikutip Populis.id Selasa (16/8/2022). 

Rizieq Shihab menilai terkuaknya skenario untuk menutupi pembunuhan Brigadir J, adalah cara Tuhan membalas Ferdy Sambo atas peristiwa penembakan 6 pengawalnya itu yang menurutnya juga penuh rekayasa dan skenario jahat. 

"Allah punya cara indah, Allah punya cara ajaib, Allah punya cara kadang-kadang yang gak terlintas di benak kita. Allah punya cara kadang-kadang dikeluarkan yang dulu kita gak pernah tahu kalau orang itu terlibat. Kita gak pernah tahu kalau orang ini, orang ini, orang ini terlibat. Tapi Allah buka satu-satu yang kita gak tahu jadi tahu,” katanya lagi.  

"Jadi kalau kita yang melakukan pembalasan, belum tentu seindah itu, gak bakal mampu sehebat itu. Tapi kalau Allah SWT yang sudah melakukan pembalasan, kita akan lihat berapa banyak keajaiban yang akan terjadi," tambahnya memungkasi. 

 

Sebagaimana diketahui, Ferdy Sambo kini ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan Brigadir J, dia tidak menampik jika dirinya menjadi dalang yang mengotaki peristiwa itu. Ferdy Sambo menyebut alasan dirinya menghabisi bawahannya itu karena faktor sakit hati lantaran istrinya Putri Candrawati dilecehkan oleh almarhum.

 

Namun pengakuan Ferdy Sambo justru disaksikan banyak pihak karena pernyataan berubah-ubah. Awalnya disebutkan pelecehan itu dilakukan di rumah dinasnya,namun hal itu terbantahkan dengan temuan fakta di lapangan. Ferdy Sambo lantas merubah pernyataannya dengan  menyebut pelecehan itu terjadi ketika mereka masih di Magelang. 

 

Sumber: populis