Image description
Image captions

Hampir berbarengan dengan serangan yang membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran, ternyata Israel juga melancarkan serangan udara di pinggiran selatan Beirut dalam upaya menghabisi seorang tokoh senior Hizbullah.

Ledakan keras terdengar, dan gumpalan asap terlihat mengepul di atas pinggiran selatan sekitar pukul 7:40 malam (1640 GMT), kata seorang saksi mata Reuters. Target serangan udara Israel itu berada di selatan ibu kota Lebanon yang banyak mendapat pengaruh politik Hizbullah. Laporan menunjukkan targetnya mungkin Fuad Shukr, seorang tokoh senior dalam kelompok militan Lebanon.

“Tentara Israel melaksanakan serangan terarah di Beirut terhadap komandan yang bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak di Majdal Shams dan pembunuhan sejumlah warga sipil Israel lainnya,” demikian klaim militer Israel dalam postingan di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

Ditambahkannya bahwa "saat ini, tidak ada perubahan dalam pedoman pertahanan Komando Front Dalam Negeri" mengenai mobilisasi di Israel. Sumber-sumber keamanan mengonfirmasi kepada edisi saudara The New Arab berbahasa Arab, Al Araby Al Jadeed, bahwa serangan terjadi di Dahieh, pinggiran selatan Beirut, dengan ambulans bergegas ke tempat kejadian.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan tiga orang, termasuk dua anak-anak, tewas. "Jumlah korban yang belum final dari agresi Israel di pinggiran selatan Beirut... adalah tiga orang martir, termasuk seorang wanita, seorang gadis dan seorang anak laki-laki," menambahkan bahwa 74 orang terluka, sementara pencarian orang hilang di bawah reruntuhan masih terus dilakukan.

Jumlah korban tewas dapat meningkat karena rekaman di media sosial menunjukkan kerusakan parah pada sebuah bangunan dan kendaraan di dekatnya di jalan perumahan yang sibuk. Sumber-sumber Hizbullah yang dikutip oleh TV Al-Araby mengonfirmasi adanya upaya serangan terhadap tokoh Hizbullah tetapi tidak mengonfirmasi serangan itu dan tidak menyebutkan nama mereka saat itu. Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak Israel yang menembakkan tiga roket ke blok kota tersebut. 

Siapakah Fuad Shukr yang Menjadi Target Israel?

“Shukr, yang dipanggil dengan nama samaran Mohsen Shukr, selamat dari serangan Israel," kata sumber tersebut kepada AFP, yang meminta identitasnya dirahasiakan, seraya menambahkan bahwa Shukr bertanggung jawab atas komando operasi militer di Lebanon selatan.

Pada 2017, Departemen Keuangan AS menawarkan US$5 juta sekitar Rp81,38 miliar untuk informasi tentang Shukr, menggambarkannya sebagai penasihat senior pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan mengatakan memiliki peran utama dalam pengeboman mematikan tahun 1983 di barak Korps Marinir AS di Beirut.

Tidak jelas apakah Shukr tewas dalam serangan itu atau tidak, dengan berbagai laporan yang saling bertentangan. Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa komandan senior Fuad Shukr, yang memimpin operasi kelompok itu melawan Israel di Lebanon selatan, selamat dari serangan Israel di benteng kelompok itu di Beirut selatan.

Pada saat yang sama, dua sumber keamanan juga mengatakan kepada Reuters bahwa Shukr selamat. Namun, lembaga penyiaran publik Israel Kan mengatakan Shukr terbunuh. Sementara itu, militer Israel mengklaim telah "melenyapkan" Shukr dalam pernyataan resminya. Sebuah sumber keamanan juga dilaporkan mengonfirmasi kepada saluran lokal MTV Lebanon bahwa komandan tersebut telah terbunuh.

Lebanon sejak itu mengutuk serangan itu melalui Menteri Luar Negerinya, Abdallah Bou Habib, dengan mengatakan bahwa pemerintahnya mengutuk serangan itu dan berencana untuk mengajukan keluhan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia mengatakan kepada Reuters bahwa ia berharap tanggapan apa pun dari kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, yang basisnya berada di pinggiran selatan tersebut, tidak memicu eskalasi.

Sumber Hizbullah mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed:  "Sifat konflik ini mengharuskan adanya respons terhadap serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut."

Pada saat yang sama, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk agresi terang-terangan Israel di pinggiran selatan Beirut, yang menyebabkan tewasnya puluhan warga Lebanon, termasuk yang mati syahid dan yang terluka. "Mesin pembunuh Israel tidak berhenti menargetkan wilayah Lebanon selatan dan Bekaa, mencapai jantung ibu kota, Beirut, hanya beberapa meter dari salah satu rumah sakit terbesar di Lebanon."