Pertahanan siber penting bagi suatu negara karena dapat memperkuat ketahanan nasional. Pertahanan siber yang baik dapat mencegah, menangkis, dan mendeteksi serangan siber secara dini.
Selain itu, pertahanan siber yang baik juga menjadi tanda bahwa negara tersebut kuat dan berdaulat. Memang, di era digital seperti sekarang ini, kuat dari sisi persenjataan fisik saja tidak cukup. Sebab, potensi perang di dunia maya juga perlu diantisipasi.
Diketahui, banyak negara memiliki kemampuan siber untuk operasi ofensif dan defensif yang baik. Amerika Serikat (AS) sampai saat ini masih menjadi pemimpin dalam keamanan siber.
AS telah mengelola keamanan siber sejak tahun 1980-an dan membentuk pasukan Siber Angkatan Darat pada tahun 2009. Nggak heran kalau pasukan siber atau cyber army AS menjadi yang paling disegani dunia.
Negara lainnya dengan pasukan siber terkuat adalah Inggris. Negeri King Charles itu memiliki Skuadron Sinyal 224 (Operasi Siber Pertahanan), Skuadron Sinyal 233 (Jaringan Komunikasi Global), dan Skuadron Sinyal 259 (Layanan Informasi Global).
Berikutnya adalah Rusia. Negara yang saat ini tengah berperang dengan Ukraina itu telah terlibat dalam perang siber terhadap negara lain. Termasuk serangan siber terhadap Ossetia Selatan, Georgia, dan Azerbaijan pada tahun 2008. Rusia menjadi negara dengan benteng siber yang ditakuti lawan-lawannya.
Berikutnya adalah Tiongkok, yang menjadi salah satu dari lima negara dengan kemampuan siber paling kuat di dunia. Tiongkok juga menjadi salah satu dari negara di Asia yang bikin deg-degan lawan dari sisi pertahanan sibernya.
Israel juga masuk dalam daftar. Dilansir dari berbagai sumber, Israel yang saat ini masih sibuk menjajah tanah Palestina itu mengklaim dirinya memiliki kemampuan siber yang aktif.
Demikian pula negara lainnya seperti Iran, Korea Utara, India, Prancis, Kanada, Jepang, Lituania, UEA, Malaysia, Singapura dan Spanyol. Negara-negara itu masuk dalam daftar negara dengan pasukan siber yang baik. Indonesia? Belum.
Terkait dengan pertahanan melalui pasukan siber, baru-baru ini di tanah air muncul wacana pembentukan pasukan siber sendiri.
Hal ini disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto yang mengaku sudah menerima perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk Matra Siber atau Angkatan Siber.
Namun, sejauh ini belum ada pembahasan mengenai pembentukan Matra Siber dengan Komisi I DPR.
Dalam rapat kerja pada Selasa (3/9), mereka fokus membahas anggaran. Saat ini, TNI sudah memiliki Satuan Siber (Satsiber) TNI. Satuan itu dipimpin oleh jenderal bintang satu.
Belakangan, muncul ide dan usulan agar TNI membentuk Matra Siber. Salah satu sebabnya adalah potensi kerawanan serta serangan siber yang semakin banyak terjadi.
"Saya sudah diperintahkan oleh Pak Presiden, kemarin juga dari MPR waktu pidato, untuk membuat Angkatan Siber,” ucap Agus. Isinya adalah orang-orang sipil yang paling ahli di bidang pertahanan siber.
Meski demikian, pembentukan angkatan atau matra baru di tubuh TNI tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Khususnya aturan dan payung hukum.
Karena itu, Mabes TNI perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan membentuk Matra Siber atau Angkatan Siber. ”Sedang kami evaluasi kesatuan siber yang ada,” imbuhnya.
Sumber: jawapos