Image description
Image captions

Ketua Umum Siberkreasi Hermann Josis Mokalu atau Yosi"Project Pop" buka suara terkait tudingan yang menyebut dirinya sebagai orang yang melatih influencer "pendukung pemerintah". Yosi menepis tudingan itu.

Tudingan terhadap Yosi itu bermula dari pernyataan Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto dalam sebuah program televisi. Henry kala itu menyebut nama Yosi Mokalu sebagai orang yang memberikan pelatihan untuk menjadi influencer melalui program Siberkreasi.

Menurut Yosi, ada kesalahpahaman yang terjadi di tengah masyarakat yang menanggapi pernyataan itu. Yosi tak menampik bahwa dirinya merupakan Ketua Siberkreasi, yang merupakan sebuah gerakan nasional literasi digital.

"Sebenarnya Prof Henri mau menjawab dari situ, tapi ya bungkusan judul clickbait dan beberapa media abal-abal memperuncing semua suasananya," kata Yosi Mokalu dilansir dari Antara, Minggu (30/8/2020).

Yosi menjelaskan, Siberkreasi adalah sebuah program yang bertujuan memberikan edukasi mengenai literasi digital kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Bukan program untuk para influencer.

"Nah yang dimaksud dengan influencer yang Prof Henri bicarakan adalah influencer yang dicetak oleh sebuah program kelas digital namanya School of Influencer," ujar Yosi Mokalu.

"Nah, School of Influencer itu kita adakan dari 2018. Kita menuju ke daerah di mana di daerah itu banyak konten kreator lokal atau orang yang mau jadi konten kreator yang masih mempertanyakan skill digital tuh kayak gimana, buat konten tuh kayak gimana, nge-vlog tuh kayak gimana," sambung Yosi.

Personel grup musik Project Pop itu juga membantah bahwa program tersebut mengarahkan masyarakat menjadi influencer pro pemerintah.

"Sebenarnya dari dua sisi itu sudah menjelaskan kalau misalnya orang-orang ini mau beragenda apa. Mengkritisi pemerintah sih saya setuju enggak masalah, dalam hal ini kan pemerintah harus selalu dijaga kerjanya," tegas dia.

"Cuma memang kalau dalam posisi oposan mengkritisi, mungkin agendanya udah berbeda. Tapi kalau misalnya mau masuk dari Siberkreasi salah sasaran karena semua serba terbuka. Di situ sudah bisa dilihat anggaran yang masuk berapa, dan larinya ke mana," papar Yosi.

Tudingan miring terhadap Siberkreasi dan Yosi sebelumnya juga telah dibantah Kominfo. Kominfo menegaskan Siberkreasi bukanlah program untuk melatih influencer.

"School of influencer adalah pelatihan untuk masyarakat umum yang tertarik untuk menggeluti bidang konten digital secara lebih mendalam, tujuannya adalah untuk menciptakan champion-champion yang bisa berinternet dengan positif dan produktif di dunia digital. Jadi sekali lagi, School of influencer bukan pelatihan untuk para influencer," kata Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi kepada detikcom.