Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah merespons isu pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto. Said menepis anggapan rencana pertemuan tersebut sebagai ajang bagi-bagi “kue” kekuasaan pada pemerintahan periode berikutnya.
“Jangan ditarik ke hal-hal sempit, bagi-bagi kekuasaan atau tidak bagi-bagi,” kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).
Said mengatakan pertemuan tersebut juga tidak dilakukan sebagai lobi agar PDIP masuk dalam jajaran koalisi pemerintahan. Menurutnya, yang menjadi fokus utama adalah pertemuan di antara tokoh bangsa.
Jangan ditarik ke gabung bergabung dan tidak gabung. Yang terpenting sesungguhnya adalah bertemunya kedua tokoh bangsa ini," ucapnya.
Menurut Said pertemuan keduanya akan berfokus untuk membicarakan jalannya pemerintah ke depan. Ia menyebut penyamaan visi misi juga turut dibahas dalam agenda tersebut.
“Kalau kedua beliau ini bertemu menurut hemat saya setidaknya visi kebangsaan baik Ibu Megawati maupun presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto akan mengawal kita ke depan,” ujarnya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengaku tidak masalah jika PDIP harus berada di pihak oposisi dalam pemerintahan ke depan. Baginya, perlu ada partai yang bisa memberikan kritik terhadap jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Kalau kami melakukan kritik konstruktif bukannya dibutuhkan pemerintah. Pemerintah mana yang tidak membutuhkan kritik konstruktif? Bukan kritik asal kritik, bukan kritik asal menghantam tapi kritik konstruktif yang memberikan jalan keluar. Setidaknya ada alternatif," tuturnya.