Presiden RI Prabowo Subianto, menjelaskan secara terbuka alasan ketidakhadirannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di tengah kehadirannya pada Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen pada prinsip non-blok dan ingin membangun persahabatan luas tanpa memihak pada kekuatan tertentu.
"Saya tidak menghadiri forum G7 karena sudah berkomitmen hadir di forum ini, bukannya karena kurang menghormati G7. Indonesia memilih jalur non-blok dan ingin menjadi teman bagi semua negara: Seribu teman, masih kurang. Satu musuh sudah terlalu banyak," ujar Prabowo di hadapan para pemimpin global di SPIEF, Jumat, 20 Mei 2025.
Prabowo menekankan bahwa hanya melalui persahabatan dan kolaborasi antarbangsa, dunia dapat mencapai kemakmuran.
Dalam forum yang dihadiri para pemimpin dari negara-negara Barat, Global South, Timur, hingga kawasan Eurasia tersebut, Prabowo mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas undangan ke forum yang berlangsung di kota bersejarah, St. Petersburg.
"Saya berterima kasih kepada Presiden Putin atas undangan ke kota bersejarah ini. Sebagai pengagum sejarah, saya menghormati warisan St. Petersburg dan baru saja mengunjungi makam korban perang," ucapnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut bahwa tatanan dunia saat ini tengah bergerak menuju era multipolar, meninggalkan era unipolar yang sudah usang. Dalam konteks ini, ia menyampaikan apresiasi terhadap Rusia dan Tiongkok karena konsistensinya dalam membela prinsip keadilan.
"Banyak negara Global South menghargai Rusia dan Tiongkok karena keduanya tidak pernah menganut standar ganda dan konsisten membela keadilan bagi semua bangsa," tegasnya.
Menutup pidatonya, Prabowo menyampaikan keprihatinan atas berbagai konflik global dan menyerukan penyelesaian damai.
"Indonesia ingin bersama-sama membangun kerjasama damai dengan semua negara, juga mengecam eskalasi konflik global khususnya di Timur Tengah dan berharap penyelesaian damai segera terwujud," kata Prabowo.
Prabowo tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada pada tanggal 15—17 Juni 2025, kemudian memutuskan menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di St. Petersburg, Rusia hari ini.
Padahal undangan PM Kanada Mark Carney secara langsung menyampaikan undangan KTT G7 kepada Prabowo lewat sambungan telepon pribadi pada Jumat 6 Juni lalu.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan kebanggaannya atas keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk memenuhi undangan Presiden Rusia Vladimir Putin dibandingkan hadir dalam KTT G7 di Kanada.
Menurut Zulhas, langkah tersebut menunjukkan posisi Indonesia yang konsisten sebagai negara non-blok dan berdaulat dalam politik luar negeri.
Zulhas menekankan bahwa keputusan Prabowo memilih Rusia di antara dua undangan penting merupakan simbol kedaulatan Indonesia.
"Bapak Presiden kan kita tahu ada dua pilihan undangan, tapi beliau datang ke Rusia. Itu menandakan bahwa kita betul-betul non-block," tegasnya saat memberikan keterangan usai mendampingi Presiden Prabowo di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. pada Jumat, 20 Juni 2025.
"Terus terang saya bangga Presiden datang kemari. Bahkan ada yang telpon-telpon tapi beliau datang kemari itu membanggakan," kata dia lagi.
Negara-negara anggota G7 yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang, menyatakan dukungan terbuka terhadap hak Israel untuk membela diri, termasuk dalam meluncurkan serangan langsung ke wilayah Iran, yang mereka nilai sebagai ancaman nuklir.
Pernyataan ini memicu reaksi dari berbagai negara berkembang dan anggota Gerakan Non-Blok, termasuk Indonesia, yang khawatir bahwa eskalasi lebih lanjut dapat mengancam stabilitas global dan membuka babak baru konflik internasional berskala luas.
sumber: rmol