
Polda Metro Jaya melakukan koordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri dugaan aliran dana yang digunakan dalam aksi unjuk rasa di Jakarta yang berujung ricuh pada 25-31 Agustus 2025.
“Apakah sudah berkoordinasi dengan PPATK? Sudah,” ujar Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis, kepada wartawan, dikutip Sabtu (6/9/2025).
Putu menyampaikan kerja sama ini dilakukan untuk menelusuri kemungkinan adanya pihak-pihak yang menyalurkan dana guna mendukung agar demonstrasi menjadi ricuh.
“Kami juga ingin menelusuri apakah ada aliran-aliran dana tertentu kepada kelompok ini atau mereka lebih bersifat kolektif,” ujarnya.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa pihaknya juga menduga adanya kompensasi yang dijanjikan pada pelajar agar turun dalam aksi demo. Saat ini, penyidik masih mendalami terkait dugaan tersebut.
"Itu menjadi salah satu data awal yang kami gunakan untuk mengungkap jaringan ini, kelompok ini," katanya.
Hingga kini, Polda Metro Jaya menetapkan sebanyak 43 orang sebagai tersangka terkait aksi kericuhan dalam demonstrasi di Jakarta pada periode 25 hingga 32 Agustus 2025. Para tersangka tersebut diamankan dari empat lokasi berbeda yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP). “Ada 43 tersangka yang sudah kami tetapkan atas dugaan rangkaian tindak anarkis,” kata dia.
Ade menjelaskan bahwa dari total 43 orang tersebut, 42 adalah orang dewasa. Sementara satu tersangka lain merupakan anak di bawah usia 18 tahun. Dalam perkara ini, Polda Metro Jaya membagi 43 orang tersebut ke dalam dua klaster. Klaster pertama adalah mereka yang diduga melakukan penghasutan agar orang lain mengikuti demonstrasi. "Melakukan penghasutan ada enam tersangka, dan semuanya telah ditahan,” ujar Ade Ary.
Sementara, klaster kedua adalah mereka yang diduga melakukan perusakan atau vandalisme terhadap bangunan, fasilitas umum, kendaraan, serta melawan petugas. Ade Ary merincikan para tersangka penghasutan. Yang pertama adalah Direktur Lokataru Foundation Delpedro Marhaen Rismansyah.
"Saudara DMR, adalah admin akun IG nama akunnya LF, peran tersangka DMR adalah melakukan kolaborasi dengan akun-akun IG lainnya untuk menyebarkan ajakan agar pelajar jangan takut untuk aksi kita lawan bareng," kata dia.
Tersangka kedua yaitu MS dengan akun IG @bpp. Peran MS ialah melakukan kolaborasi dengan akun lainnya untuk menyebarkan ajakan pengrusakan. "Ketiga adalah SH, akun atau admin akun IG @gm. Perannya adalah juga melakukan kolaborasi akun IG lainnya untuk menyebarkan ajakan pengrusakan," ungkap Ade Ary.
Keempat adalah KA yang merupakan admin akun IG @amp. Perannya juga ialah kolaborasi menyebar ajakan pengrusakan. Kelima adalah RAP, admin akun IG @rap. perannya adalah tutorial pembuatan bom molotov. "Dan berperan sebagai koordinator kurir bom molotov dari akun IG tersebut," sebut Ade Ary.
Keenam adalah saudari FL adalah admin akun medsos T @FG. Perannya adalah menyiarkan secara langsung dan mengajak pelajar turun pada 25 agustus 2025. "Pelajar adalah sebagian anak bahwa anak ini dilibatkan dalam peristiwa yang mengandung kekerasan dan membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa," ujar Ade Ary.