Image description
Image captions

Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, menilai Presiden ke-2 RI Soeharto memenuhi syarat untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November mendatang.

Hal itu disampaikan Fadli usai melapor kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 5 November 2025. 
 

 

Menurut Fadli, nama Soeharto telah tiga kali diajukan dalam daftar calon pahlawan nasional dan lolos pada setiap tahap seleksi yang dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat kabupaten hingga Kementerian Sosial. 

“Untuk nama-nama itu memang semuanya seperti saya bilang itu memenuhi syarat ya, termasuk nama Presiden Soeharto itu sudah tiga kali bahkan diusulkan ya,” ujarnya.

 


Ia menjelaskan, proses penentuan calon pahlawan nasional dilakukan secara berlapis dan melibatkan banyak pihak, mulai dari sejarawan, akademisi, tokoh agama, hingga aktivis. 

“Yang mengatakan memenuhi syarat itu bukan hanya dari GTK. Dari kabupaten, kota, dari provinsi, dari TP2GP yang di dalamnya juga, di dalam TP2GP juga akan ada sejarawan, ada macam-macam tuh orang-orangnya di dalam itu, ada sejarawan, ada tokoh agama, ada akademisi, ada aktivis,” tegas Fadli.

Menanggapi kritik dari sejumlah kalangan yang menyoroti rekam jejak Soeharto, termasuk dugaan pelanggaran HAM, Fadli menyebut hal itu sebagai masukan yang wajar, namun tidak menghapus jasa besar Soeharto terhadap bangsa. 

“Tapi kita kan melihat jasa-jasanya yang luar biasa. Karena tadi semua 49 nama ini adalah jasa-jasa orang-orang yang sudah dipertimbangkan dengan masak melalui kajian, mereka berjasa luar biasa gitu. Jadi soal memenuhi syarat, itu memenuhi syarat,” kata Fadli.

Fadli juga menepis tudingan bahwa Soeharto terlibat dalam pelanggaran berat pada masa lalu. 

“Enggak pernah ada buktinya kan? Enggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Enggak ada. Saya kira enggak ada itu,” ujarnya menanggapi pandangan sejumlah tokoh yang menolak pengusulan tersebut.

Lebih lanjut, Fadli menguraikan beberapa jasa besar Soeharto dalam sejarah perjuangan bangsa, termasuk perannya sebagai komandan Serangan Umum 1 Maret 1949 dan operasi pembebasan Irian Barat

“Nah, itu kan menandakan Pak Harto sebagai komandan pertempuran Serangan Umum 1 Maret punya jasa di dalam kemerdekaan,” jelasnya.