Image description
Image captions

TNI AL meningkatkan latihan dan patroli laut berskala strategis sebagai upaya menjaga keamanan perairan dan menindak aktivitas penyelundupan timah ilegal.

“Latihan akan dilaksanakan di Laut Jawa, kemudian terus sampai dengan di perairan Dabo Singkep,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali usai upacara penyerahan KRI Belati-622, di Mako Kolinlamil, Jakarta, Jumat (24/10).

Ali menegaskan, langkah ini bertujuan menutup jalur penyelundupan timah dan logam tanah jarang, memastikan setiap jalur strategis diawasi secara ketat, dan aktivitas ilegal dapat dicegah sejak awal.

“Setelah selesai latihan, mereka langsung melaksanakan patroli di sana untuk memblokade, menutup jalan dari kemungkinan adanya penyelundupan,” ujarnya.

Langkah TNI AL ini sejalan dengan kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto yang menegaskan pihaknya bersama TNI telah memblokir pulau Bangka Belitung (Babel) untuk memantau keluar masuk kegiatan pertambangan timah ilegal.

Laporan menunjukkan terdapat sekitar 1.000 tambang timah ilegal, yang menyebabkan Indonesia kehilangan 80 persen produksi timah akibat penambangan ilegal dan penyelundupan.

Saya membuat program pelatihan militer dengan kapal perang, pesawat terbang, helikopter, dan drone, dan kami memblokir kedua pulau tersebut. Tidak ada kapal yang boleh masuk atau ke luar, tanpa kami tahu apa yang ada di dalamnya,” ungkap Prabowo dalam acara Forbes Global CEO Conference 2025, di Jakarta, Rabu (15/10).

Prabowo juga bercerita adanya sebuah kapal sampan yang membawa berpeti-peti batangan timah dan logam tanah jarang, yang berhasil disita.

“Kami menghitung dari operasi ini kami menyelamatkan negara sekitar beberapa miliar dolar, jadi tahun depan produksi timah diharapkan bisa kembali ke posisi semula. Dan seharusnya bisa mendapatkan tiga atau empat kali lipat pendapatan dari tahun lalu,” katanya.